BUSANA DAN
STATUS SOSIAL
Ajining diri
soko ati budi lan pakerti..ajining saliro soko busono demikian falsafah kuno dari
nenek saya yang entah dari mana beliau mendapatkan kata2 itu yang mana dalam
terjemahan secara harafiah yang saya tangkap berarti bahwa orang di hargai
karena hati ,kelakuan dan perbuatanya dan penampilan seseorang di hargai karena pakaian yang di
kenakanya.Mungkin ini hanyalah falasafah kuno yang bagi sebagian orang sudah
tidak relefan lagi. Tapi kalau kita cermati lebih dalam lagi ternyata itu masih
berlaku sampai saat ini ..entah di sadari atau tidak , kita masih memakai
falsafah itu sebagai setandar (dasar) dalam menilai seseorang dalam
kapasitasnya sebagai mahluk sosial .
Saya tidak
akan mengupas lebih dalam masalah budi pekerti karena memang bukan kapasitas
saya untuk membahas masalah itu..tapi di sini saya akan membahas masalah busana
dalam kaitanya dengan hubungan sosial .
Saya mohon
maaf sebelumnya bagi para pembaca yang lebih tahu dari saya atau yang berpikir
bahwa saya sok “keminter”.bukan maksud saya untuk menggurui atau merasa lebih
tahu .Tapi disini saya hanya akan sedikit sharing tentang sesuatu yang menurut
saya sangat menarik buat saya yang mana saya harapkan di titik baliknya nanti
ini bisa jadi pembelajaran buat saya dan bermanfaat bagi sesama .Karena
saya yakin ilmu apapun itu, bukan hanya
bisa di peroleh dari bangku sekolah atau kuliah ,tapi pada perkembanganya lebih
banyak berasal dari pengalaman ...baik itu dari pengalaman dari keberhasilan
maupun kegagalan.Dan di luar dari semua itu saya yakin bahwa semua pengetahuan
akan bermanfaat dan berkembang kala pengetahuan itu di bagikan seberapapun
kecilnnya pengetahuan itu.
Kembali ke
masalah busana , banyak orang yang punya setandar dan pandangan sendiri2
masalah tata cara berpakaian yang baik,yang harus gini lah ..atau harus gitu
lah ...jadi pada akhirnya terjadi semacam setandarisasi masalah berpakaian..ada
pakain pesta..pakaian malam ,pakaian anak2 ,pakain dewasa pakaian tante2,
pakaian nenek2,.hehehe...
Cuma yang
heranya..kalau kita amati lebih jauh lagi..yaitu tadi ..semua setandar itu
tidak baku dan tetap...karena apa yang jadi setandar saat ini (itupun tidak
berlaku bagi setiap orang) tidak berlaku lagi dalam setahun atau dua tahun yang
akan datang. Karena menurut hemat saya(dan sesuai dengan apa yang saya amati)
semua setandar itu berubah seturut berubahnya perkembangan jaman ,ekonomi dan
gaya hidup.saya tidak perlu memberi contoh di sini karena saya yakin para
pembaca pun mengalami dan mengamati perjalanan mode busana .karena semua orang
di sadari atau tidak jadi pelaku dalam perubahan mode busana itu sendiri
Jadi
kesimpulan saya yang namanya setandar busana yang berlaku bagi setiap orang dan
sepanjang waktu itu, sebenarnya tidak ada ...yang ada setandar busana yang di
akui(di ikuti) oleh sebagian besar orang(mayoritas) dan itupun selalu bergerak
dinamis/tidak tetap.
Salah satu
faktor penting yang menyebabkan bergantinya mode busana adalah perancang
busana, kenapa? karena merekalah yang menciptakan busana itu sendiri .Lalu dari
mana (atas dasar apa dia merancang suatu busana) di sini saya berpendapat jiwa
seni ..karena saya berpendapat karya busana adalah karya seni...karena seperti
hasil karya seni yang lain..suatu hasil karya busana(yang baik) tidak bisa di
hasilkan oleh semua orang ...butuh kepekaan seni untuk bisa menciptakan suatu
busana. baik itu buat perseorangan maupun buat
masyarakat luas(tren mode) .
Kepekaan
seni yang saya maksud disini adalah kepekaan akan aspek/ unsur sosial,ekonomi,budaya,lingkungan
.. dan banyak aspek/unsur lain yang sedang terjadi saat itu, di padan kan dengan mode busana yang di cipta...sehingga di
dapatkan keselarasan /keindahan busana yang di akui dan di nikmati banyak
orang.
Dan karena
jiwa seninya ...seorang perancang busana bisa menciptakan busana yang bisa
selaras dengan karakter maupun bentuk tubuh pemakainya sehingga pada akhirnya
bisa menambahkan nilai lebih dari penampilan seseorang ...tampil lain dari pada
yang lain tanpa meninggalkan nilai budaya, estetika dan kepatutan yang berlaku
di masyarakat . Yang mana secara otomatis memberikan tempat/setatus tersendiri
dalam pergaulan di masyarakat .”ajining saliro soko busono”.
Demikian ,
sedikit yang bisa saya tulis di sini...mohon maaf bila pandangan/ tulisan saya
berbeda dengan pandangan sebagian
pembaca ...sekali lagi saya sampaikan bahwa saya di sini hanya
mengeluarkan/sharing apa yang menarik dalam kehidupan saya ,dan saya yakin ada
banyak perbedaan pandangan tentang hal ini, karena saya percaya suatu obyek bisa
di lihat dari berbagai sudut pandang dan sudut pandang tiap orang berbeda –
beda.Saya harapkan perbedaan yang yang ada bisa menambah pengetahuan buat saya
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Salam Hormat

